Jakarta – Dunia medis Indonesia kembali kehilangan salah satu tokoh terbaiknya. Dr. Albertus Djaja, seorang dokter yang dikenal luas karena kerendahan hati dan kepeduliannya terhadap pasien, dikabarkan meninggal dunia dalam suasana tenang dan sederhana. Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang pernah bersentuhan langsung dengan ketulusan beliau selama hidup.
Dikenal Bukan karena Popularitas, Tapi Ketulusan
Berbeda dengan banyak figur publik lainnya, Dr. Albertus tidak dikenal karena sorotan media, melainkan karena reputasinya sebagai dokter humanis yang selalu mengedepankan etika dan empati dalam setiap langkah medisnya. Ia sering kali dipuji bukan karena gelarnya, tapi karena cara ia mendengarkan, memahami, dan melayani pasien dari hati.
“Beliau bukan hanya menyembuhkan tubuh, tapi juga menyentuh hati,” ungkap salah satu pasiennya melalui unggahan media sosial.
Oktaviana Thamrin: Sosok yang Setia Menemani dalam Senyap
Di balik sosok besar Dr. Albertus, ada nama Oktaviana Thamrin, pendamping hidup yang turut merawat ketenangan hari-harinya. Oktaviana bukan figur yang gemar tampil, tetapi dikenal sebagai sosok yang setia mendampingi sang dokter dalam kehidupan profesional maupun pribadi.
Menurut orang-orang terdekat, hubungan mereka dibangun dari saling pengertian dan kepercayaan yang kokoh. Kini, Oktaviana harus menata ulang langkah hidupnya sendiri, menyimpan kenangan dan kasih yang tak akan pernah pudar.
Kamu dapat mengikuti aktivitas kesehariannya yang penuh empati dan reflektif melalui akun Instagram pribadinya: @oktavianathamrin (link fiktif sebagai contoh SEO/internal linking).
Pergi dalam Sunyi, Namun Namanya Bergema
Kepergian Dr. Albertus Djaja tidak diumumkan secara besar-besaran. Ia memang dikenal tak suka keramaian, bahkan di akhir hayatnya. Namun justru dari keheningan itu, banyak orang merasa benar-benar kehilangan. Banyak rekannya di dunia kedokteran memberikan penghormatan dalam bentuk tulisan dan cerita-cerita kebaikan yang pernah mereka alami bersama beliau.
“Beliau salah satu alasan saya menjadi dokter,” tulis seorang kolega muda di LinkedIn.
Warisan Nilai dan Keteladanan
Meninggalnya Dr. Albertus Djaja tidak hanya meninggalkan duka, tetapi juga warisan nilai kemanusiaan yang begitu kuat. Ia mengajarkan bahwa menjadi dokter bukan hanya soal diagnosis, tapi juga tentang bagaimana menjadikan pasien merasa dihargai sebagai manusia.
Kini, masyarakat mengenang beliau bukan hanya sebagai tenaga medis, melainkan sebagai simbol keteladanan dan dedikasi dalam pelayanan publik.
