Kisah Gen Z Menyusuri Tiga Negeri Suci Bersama Pusat Umroh
Di antara hiruk pikuk dunia digital, ada sekelompok anak muda yang memilih jeda dari layar dan notifikasi. Mereka bukan pergi untuk healing ke Bali atau Jepang, tapi menuju Tanah Suci lewat program Pusat Umroh.
Bagi mereka, ini bukan sekadar perjalanan, tapi kesempatan langka: Umroh Plus Aqsho, petualangan spiritual yang membawa mereka ke jejak para nabi di tiga negeri — Arab Saudi, Jordan, dan Palestina.
Alya (24), seorang content creator asal Bandung, awalnya cuma iseng buka brosur Pusat Umroh di Instagram. Tapi matanya langsung terpaku pada satu kalimat: “Ziarah ke Masjidil Aqsho, kiblat pertama umat Islam.”
Hatinya bergetar. “Aku harus ke sana,” ujarnya waktu itu. Ia mulai menabung, mengatur jadwal kerja, dan akhirnya berangkat bersama rombongan Pusat Umroh pada akhir 2025.
City Tour Jordan: Dari Amman Hingga Keajaiban Petra
Hari pertama di Jordan menjadi pembuka yang magis. Kota Amman menyambut dengan suasana klasik — perpaduan bangunan tua, pasar tradisional, dan senyum ramah penduduk lokal. Tapi puncak hari itu ada di Petra, kota batu berwarna merah muda yang seperti keluar dari kisah 1001 malam.
“Gila, ini keren banget! Nggak nyangka bakal lihat langsung,” seru Rafi, salah satu jamaah muda yang gemar fotografi.
Ia memotret lembah-lembah batu raksasa, sambil mendengarkan pemandu yang menjelaskan sejarah Nabi Harun عليه السلام yang dikisahkan pernah singgah di wilayah ini. Setiap batu terasa hidup, membawa kisah lama ke masa kini.
Sore harinya, mereka berkunjung ke Laut Mati. Semua tertawa lepas saat tubuh mereka mengapung di air asin tanpa tenggelam. Di momen itulah, mereka merasa betul-betul dekat dengan ciptaan Allah سبحانه وتعالى.
“Perjalanan ini bukan cuma buat feed Instagram, tapi buat feed iman,” canda Alya sambil tersenyum.
City Tour Palestina: Air Mata di Masjidil Aqsho
Hari ketiga, bus melaju menuju perbatasan Palestina. Suasana hening. Ada rasa haru dan tegang di dada setiap jamaah. Begitu melewati pemeriksaan, mereka langsung menuju kompleks Masjidil Aqsho.
Begitu menatap kubah emas Dome of the Rock dari kejauhan, mata Alya berkaca-kaca. “Aku nggak nyangka bisa sampai sini,” katanya lirih.
Masjidil Aqsho bukan sekadar bangunan megah, tapi simbol keteguhan umat Islam. Di sinilah Nabi Muhammad ﷺ melaksanakan Isra’ Mi’raj.
Para jamaah melaksanakan shalat berjamaah dengan khusyuk, sementara adzan yang menggema terasa berbeda — lebih menusuk ke hati.
Setelah shalat, rombongan berkeliling kota tua Yerusalem, menyusuri gang-gang sempit yang penuh sejarah. Mereka melihat anak-anak lokal bermain bola sambil tertawa, seolah kehidupan terus berjalan di tengah segala keterbatasan.
Di sinilah Alya benar-benar memahami bahwa Umroh Plus Aqsho bukan hanya perjalanan fisik, tapi perjalanan batin.
Refleksi: Makna Umroh Plus Aqsho bagi Generasi Muda
Banyak anak muda berpikir ibadah Umroh itu hanya untuk orang tua. Tapi pengalaman Alya dan rombongan membuktikan sebaliknya.
Di era serba cepat ini, justru generasi muda butuh momen untuk berhenti dan merenung — tentang makna hidup, tentang iman, tentang dunia yang lebih luas dari layar ponsel.
Dengan Pusat Umroh, perjalanan ini terasa aman, edukatif, dan tentu saja berkesan. Mereka bukan cuma diajak melihat situs bersejarah, tapi juga memahami nilai spiritual di baliknya.
“Sekarang aku lebih paham, kenapa aqidah dan sejarah Islam itu penting banget,” kata Rafi saat bus meninggalkan perbatasan menuju bandara.
Menjelang malam terakhir, para jamaah duduk di pelataran Masjidil Aqsho, menikmati langit jingga Palestina. Ada rasa damai, syukur, dan kedekatan yang sulit dijelaskan.
Dan ketika pesawat lepas landas, Alya menatap keluar jendela dengan air mata yang menetes pelan.
“Ya Allah, izinkan aku kembali lagi suatu hari nanti,” bisiknya.
Itulah makna sejati dari perjalanan Umroh Plus Aqsho — bukan sekadar menambah stempel di paspor, tapi menambah cahaya di hati. 🌙